Pada sebulan setelah kami mengikuti kelas
fashion. Adanya acara Sharing Session di aula kampus kami. Kami diwajibkan
dosen untuk menghadiri acara tersebut dan juga untuk menambah wawasan tentang
fashion.
Pada awal acara itu dibuka oleh protokol
dengan sambutan gembira dengan memperkenalkan tiga desainer muda yang baru
tamat kuliah. Mereka akan berbagi cerita tentang karya-karya mereka yang dimana
karya pakaian yang sudah di pajang di depan aula. Lalu pembukaan oleh Dosen
Fashion Bu Fairus. Dalam isi pembukaan beliau memberikan wawasan tentang dunia
fashion. Salah satunya dia menjelaskan perbedaan seni fashion dan seni murni.
Desainer pertama dibuka oleh Muhammad
Ricki Barman. Ia alumni universitas Telkom jurusan fashion. Yang karakternya
sangat menyenangkan. Dia menceritakan
bagaimana ia membuat karya aksesoris daur ulang kerang-kerang laut. Kerang laut didaur
ulang menjadi warna lebih cerah. Dia mendapatkan kerang laut dari Bali. Dan
proses pewarnaan juga dilakukan dengan cara direndam dengan air panas semalaman
sehingga warna yang didapatkan lebih cerah. Dan aksesoris kerang daur ulang itu
ditempel di gaun malam yang berwarna hitam. Sehingga pakaian menjadi lebih
modis dan anggun.
Desainer kedua oleh Dina Priliza ia menceritakan motif pakaian dengan
tulisan-tulisan tegak bersambung yang tidak mudah dibaca. Terinspirasi dari
rasa depresi yang ia rasakan. Cara mengelola kain ada yang dibakar sehingga
menghasilkan struktur kain yang keren. Potongan kain dibentuk dengan pola
modern dan sesuai zaman. Pakaian-pakaiannya kebanyakan berwarna hitam. Berbentuk
outer dan pakaian atasan yang keren
banget.
Desainer ketiga oleh Dwi Astiti dari alumni Telkom. Dia membuat karya pakaian
olah raga yang girly dan trendy. Dengan potongan-potongan kain yang tidak
biasa. Warnanya lebih menarik hati kaum muda karena warna yang cerah. Berbeda dari
pakaian olah raga pada umumnya. Bentuknya lebih unik dan modis. Adanya potongan-potongan
yang menantang tetapi tetap bagus dan trendy. Hasil video fashionnya juga bagus
banget, karena ketika model memakai pakaiannya terlihat lebih modis. Model sedang
menampilkan pakaian sambil bermain tenis. Music videonya pun juga bagus. Mungkin
seperti musik tahun 1950an.
Selanjutnya
dilakukan Tanya jawab oleh audience ke para desainer. Kebanyakan para audien
menanyakan tetang apa saja material yang digunakan untuk membuat karya dan
bagaimana modal proses pembuatan pakaian-pakaian.
Dan terakhir
para audience mengunjungi masing-masing
meja para desainer muda dan melihat berbagai macam material yang dibuat.
Dan kami mendapatkan kartu nama mereka dari masing-masing meja mereka. Kartu
namanya pun bagus-bagus apalagi milik Dwi Astiti. Berbentuk huruf-huruf pangkal
yang didesain secara visual dengan rapi.
Dari semua karya
mereka. Menurut saya, mereka benar-benar kerja keras untuk mengerjakan semua
hasil pakaian yang mereka ciptakan. Sama sekali tidak mudah. Hanya niat dan
tekad yang kuat bisa menghasilkan karya yang indah. Salah satunya karya M.Ricki
Barman, hanya untuk mengerjakan aksesoris kerang daur ulang saja membutuhkan
eksperimen berulang-ulang hingga akhirnya jadi. Dan juga karya Dina Prizila
untuk membuat kain yang tidak biasa dia harus membakar kain hingga hasilnya
sempurna . dan juga Dwi Astiti walaupun tidak terlalu bisa membuat pola tetapi
akhirnya dia berhasil membuat pakaian olah raga yang tak biasa.

